Patebon. 22 Agustus 2019. "Napza merupakan zat kimiawi yang bila diminum, dihisap, dihirup, disedot, maupun disuntik, dapat memengaruhi kesehatan seseorang dan menimbulkan kecanduan. Oleh sebab itu pemahaman akan bahaya buruk Napza mesti diketahui sehingga diharapkan masyarakat bisa menangkalnya sejak dini.
Sosialisai kali ini dihadiri dari BNN Kendal Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Sapto Nugroho, dari Dinas Kesehatan hadir Kepala Seksi Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular NOVIE SAPTANING TIAS, SKM, Kepala UPTD Puskesmas Patebon I dr. OKI INO FATWA FIRDHAUS.
"Bahaya Napza adalah membuat pemakainya jadi kecanduan. Jika terus dikonsumsi apalagi dalam jumlah banyak bisa mengakibatkan kerusakan organ dalam serta over dosis. Tidak sedikit korban Napza ini adalah generasi muda dari kalangan pelajar, sehingga dikhawatirkan para penerus bangsa ini rusak karena pengaruh dari obat-obatan tersebut" tutur Sapto Nugroho dari BNN Kendal.
Jika mengacu Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997, Psikotropika meliputi ekstasi, sabu, LSD, obat penenang/obat tidur, obat antidepresi, dan antipsikosis. Sementara, Napza yang banyak ditemui di masyarakat dan disalahgunakan pemakaiannya seperti alkohol, heroin, morfin, ganja, sedativa/hipnotika berupa obat penenang/obat tidur, kokain, ekstasi, sabu, dan jenis halusinogenika.
Dia menjelaskan, sosialisasi tentang tema-tema kesehatan dan pencegahan perilaku buruk yang muncul di lingkungan masyarakat, harus terus dilakukan kepada generasi muda. Sebab, generasi muda adalah calon penerus pemimpin bangsa. Mereka harus memiliki kekuatan fisik dan psikologi yang baik. Karena itu, generasi muda harus terbebas dari pengaruh dan ketergantungan Napza atau obat terlarang.
Selain itu, yang juga harus diwaspadai adalah peredaran obat-obat ilegal yang dijual tanpa resep dokter. Di wilayah Kabupaten Kendal disinyalir masih banyak peredaran obat ilegal sehingga pengawasan harus diperketat.
Dari Dinas Kesehatan Novie Saptaning Tias, SKM mengatakan "Tak hanya orang dewasa, depresi juga terjadi pada remaja yang duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), yang berasal dari berbagai kalangan berbeda. Kehidupan dan kebutuhan remaja saat ini dituntut untuk mengikuti kemajuan teknologi. Berbagai permasalahan remaja dari keluarga hingga lingkungan sekolah yang dapat menimbulkan reaksi menarik atau melarikan diri ke hal-hal yang negatif.
Pencegahan agar gangguan tersebut tidak terjadi, memerlukan pengertian dari orang tua dalam membentuk kepribadian remaja. Selain itu juga perlunya sekolah sebagai lembaga pendidikan, sangatlah penting untuk memberikan dan menanamkan nilai-nilai kepribadian selain memberikan bekal ilmu pengetahuan akademis".
Upaya pencegahan masalah kesehatan jiwa dan napza ini juga disambut baik oleh Novie Saptaning Tias, SKM mengatakan bahwa cara pencegahan masalah kesehatan jiwa dan napza bisa dilakukan sejak dini. Oleh karena itu kesehatan jiwa tidak hanya memengaruhi aspek sosial dan perilaku seseorang. Kesehatan jiwa juga memegang peranan penting dalam aspek ekonomi, pendidikan hingga kesejahteraan.
Dipost : 22 Agustus 2019 | Dilihat : 1388
Share :